PRESS RELEASE PAMERAN ASANA BINA SENI “GOLONG GILIG SAWIT: GAYENG NGRUMAT BUMI” 2024
Yogyakarta, 6 Agustus 2024
Asana Bina Seni merupakan program kelas belajar yang diselenggarakan oleh Yayasan Biennale Yogyakarta sejak 2019, untuk menjadi bagian dari upaya mengembangkan wacana seni kontemporer yang lintas ilmu dan lintas disiplin seni. Pemikiran kritis ini tidak saja berkait dengan bagaimana seni berfungsi sebagai ruang artikulasi bagi gagasan-gagasan dan pembacaan seniman atas beragam fenomena, tetapi juga pada bagaimana sistem seni itu sendiri diberlangsungkan dengan berbagai model relasi kuasa. Kemampuan untuk membaca relasi kuasa di antara lingkaran aktor dan agen dalam medan ini menjadi salah satu kemampuan penting untuk menjadikan seni sebagai salah satu jalan advokasi sosial.
Tahun ini program Asana Bina Seni angkatan ke-6 bekerja dengan tema seputar “Seni dan Aktivisme”. Pada edisi ini peserta tidak diminta untuk sekedar membuat karya atau tulisan untuk pameran bersama. Tahun ini mereka ditantang untuk menemukan metode presentasinya sendiri dan tidak harus berupa karya jadi namun bisa juga berupa karya on-progress. Para peserta program Asana Bina Seni 2024 akan meramu ide dan gagasan mereka setelah melalui rangkaian kelas dan inkubasi yang dilaksanakan selama bulan Maret – Juli 2024, materi yang diberikan berkisar pada tema estetika dan potensi desa, pemetaan sosial, wawasan gender dan ekologi serta kesadaran inisiatif pengarsipan.
Presentasi Asana Bina Seni 2024, bertajuk “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngrumat Bumi” yang akan diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan Padukuhan Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perbedaan dari format presentasi tahun sebelumnya adalah tantangan baru untuk peserta Asana Bina Seni keluar dari ruang kubus putih dan menjadi bagian dari kehidupan di desa. Pada penyelenggaraan tahun ini, kata kunci yang ditawarkan sebagai pemantik adalah lokalitas dan sejarah yang berkaitan dengan tema besar Biennale Jogja untuk sepuluh tahun ke depan Trans-lokalitas & Trans-historisitas. Menganalisis sejarah dari konteks lokal menjadi langkah awal untuk bisa terhubung dengan lokalitas dan sejarah di belahan dunia lainnya, menganalisis sejarah dari konteks lokal desa sebagai langkah awal untuk bisa terhubung dengan lokalitas dan sejarah di belahan dunia lainnya. Desa dimaknai tidak hanya sebagai tempat tetapi juga meliputi budaya yang terekam dalam kehidupan warganya. Praktik kesenian tak lagi eksklusif tanpa misi sosial, tapi berperan aktif merawat kehidupan dan pengetahuan dari tetangga terdekat.
Pameran Asana Bina Seni dengan tema “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngrumat Bumi” ini akan berlangsung selama akhir Agustus hingga September di 5 RT di Padukuhan Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Partisipan Asana Bina Seni 2024 terdiri dari seniman dan penulis/kurator yang terpilih melalui panggilan terbuka serta undangan. Terdapat 10 seniman individu yaitu Andhika Pratama, Bangkit Sholahudin, Budhi N. D. Darmawan, Dani S. Budiman, Devi Nur Safitri,
Ma’rifatul Latifah, M. Shodiq, Noni Rinjani, Risang Panji Kumoro, dan Sekararum Winihastuti; 3 seniman kolektif yaitu Kolektif Matrahita, Kolektif Arungkala, dan Kolektif Wimhano; 4 penulis/kurator yaitu April Ariesty, Ragil Cahya Maulana, Ripase Nostanta Purba, Theresia Alit; serta 2 pencatat proses yaitu Ignatius Suluh Putra dan M. Hilmi Reyhan.
Pembukaan kegiatan ini akan berlangsung di Joglo Pringgo Wiyono Sawit RT 02 dengan seremonial pembukaan dan berbagai pentas seni dari warga setempat.
Adapun rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan selama program Asana Bina Seni 2024 ini adalah sebagai berikut.