Kulit kayu
Dimensi Campuran
2024
Kurator: Ripase Nostanta Purba
Lokasi Karya: Joglo Pringgo Wiyono Sawit
Antara Dukuh Sawit dan Wamena, orang-orangan sawah dan pagar tradisi. Lahan pertanian petani disukai hama, tikus, burung sesekali diganggu manusia. Di Wamena sungguh istimewa karena babi juga masuk golongan perusak lainnya. Karya ini menghadirkan respon seniman atas pengamatannya dengan penjagaan lahan pertanian di Dukuh Sawit yang menggunakan plastik dan orang-orangan sawah. Ia menghadirkan pagar tradisional khas Wamena untuk disandingkan sebagai sesama pelindung tanaman dan mengaitkan isu bagaimana beras menjadi panganan yang menggeser posisi ubi jalar sebagai makanan pokok di sana.
Wimhano merupakan sebuah kolektif seniman visual Papua, Kami memfokuskan kerja kami pada pembacaan situasi sekitar mereka dengan berbagai gejala dan fenomenanya. Wimhano menempatkan seni kami sebagai refleksi sosial masyarakat Papua dari kacamata generasi kami. Proses artistik kami meliputi beberapa fase seperti Pembacaan Situasi Umum, Berguru Kepada Orang Tua, Diskusi, dan Produksi. Fase-fase tersebut disusun berdasarkan pemikiran kami tentang pendekatan praktek seni rupa yang kami rasa tepat untuk menjawab tantangan situasi Papua dimasa kini. Wimhano diambil dari bahasa Hubula yang berarti “kesejahteraan”. Kolektif ini didirikan pada 8 Februari 2024 di Jayapura, dan beranggotakan anak-anak muda Papua dari semua wilayah adat di Papua, meliputi Jenita Hilapok, Geradus Pisa, Fransiskusi Siri, Brian Suebu, George Deda, Tony Fiobetauw, Elias Hindom, Korneles Rumbrawer, Semuel Wabdaron, dan Yulyanus Wabia.