Konsep Karya
Gagasan karya ini bersumber dari ritual mencari, membawakan, dan membagikan oleh-oleh (cinderamata) kepada kerabat dekat sehabis pulang dari bepergian. Perjalanan dan hadiah memiliki keterikatan khusus. Dalam perjalanan tamasya, selain mencari lekuk keindahan geografis sebagai latar foto, keragaman kuliner, atau potret kebudayaan masyarakat, kita berharap membawa pulang benda otentik dari perjalanan tersebut. Simbol fisik dari sebuah perjalanan adalah cinderamata. Kepemilikan akan benda riil (simbol fisik) dijadikan strategi untuk menjaga ingatan.
Cinderamata lekat dengan destinasi wisata. Keaslian (nilai otentik) dan keunikan identitas masyarakat dari suatu daerah menjadi karakteristik yang perlu diinjeksi dalam penciptaannya. Bagi daerah wisata, cinderamata mampu memberikan peluang untuk keberhasilan periklanan secara global dan bahkan berpotensi sebagai komoditi yang menguntungkan bagi elemen masyarakat di dalamnya. Sebagai warga Gunung Kidul, kami melihat bahwa konstruksi tentang Gunung Kidul yang identik dengan belalang, sehingga menjadi komoditas cinderamatanya, padahal jika ditelusuri kembali, Gunung Kidul bukanlah hal daerah penghasil belalang.
Kami menggunakan metode etnografi dan kerja kolaboratif dengan beberapa kolektif lain. Menggabungkan unsur audio, instalasi, dan desain grafis. Karya ini mencoba meminta partisi bagi kekayaan intelektual dari sebuah etalase yang sudah dipenuhi kekayaan geografis berbatas. Menyediakan gerbong khusus bagi manusia urban untuk ikut andil dalam pembentukan identitas ‘lain’ destinasi wisata melalui cinderamata.
Profil Seniman
Berkah Liar adalah kolektif multidisipliner yang terbentuk pada tahun 2017, bekerja dengan audio, visual dan performance. Kami tertarik pada kultur urban pinggiran. Melalui projek dan karya kami mencoba menggali >hidden gen dan forbidden gem fenomena sosial sehari hari.
Mengawali aktifitas kesenian dari menjadi DJ ala-ala dari panggung acara kampus. Lalu berlanjut tertarik pada riset sederhana terhadap fenomena di sekitar kami yang kami manifestasikan menjadi rilisan musik atau karya visual. Selain itu kami sedang membuat sebuah record studio alakadarnya bernama Sengatanada, yang memproduseri beberapa pemusik di lingkungan kami.
Beberapa kegiatan pameran; Pameran Nandur Srawung – 2020 kami menyajikan karya Break The Beat, yang berbicara tentang upacara Rinding Gumbeng. Di tahun yang sama kami menginisiasi sebuah pameran kolektif virtual yang mengajak kurang lebih 30 lokal artis muda Gunungkidul yang bertajuk Legasi Biner.