Konsep Karya
Proyek ini terutama berfokus mengenai komodifikasi atribut agama terutama fenomena hijab. Di pengalaman hidup saya yang bertumbuh di Pasuruan kemudian berpindah ke Yogyakarta, menjadikan saya berpikir kritis bahwa religius masyarakat terhadap agama akhirnya dimanfaatkan untuk kepentingan pasar. Hijab menjadi lahan subur sebagai produk fashion karena Islam menjadi agama mayoritas di tempat saya tumbuh. Saya melihat bagaimana sekarang komoditas agama selalu memiliki ciri karismatik atau sakral dengan ajaran agama, serta syarat dengan makna simbolik. Arena sosial tren hijab ini hadir karena adanya wacana dominan atau doxa prasadar kelompok masyarakat. Doxa adalah wacana yang diterima begitu saja sebagai kebenaran dan tidak pernah dipertanyakan sebabnya. Konsep doxa untuk melihat kebiasaan-kebiasaan serta ideologis keagamaan terhadap hijab yang dipandang sebagai syariah dan diterima tanpa dipertanyakan kewajiban dan aturannya, kecuali pada model dan bentuknya. Sehingga, pendapat personal saya, hijab bukan lagi menyoal cara berekspresi beragama saja, namun juga memiliki orientasi pasar yang cukup besar.
Dalam praktik pengkaryaan, saya memakai simbol agama seperti hijab yang mana kita ketahui simbol tersebut dinilai sakral oleh masyarakat umum. Tata letak karya adalah hasil observasi beberapa toko hijab, sehingga saya memindahkan gagasan etalasi dalam konteks instalasi.
Bagi saya, seni adalah salah alat atau cara distribusi pengetahuan dan komunikasi untuk kepentingan kemanusiaan. Karena seni adalah alat, maka ia bukan benda sakral dan dekat dengan masyarakat.
Profil Seniman
Candrani Yulis (1995), lulus dari jurusan Desain Komunikasi Visual – ISI Yogyakarta. Sejak kuliah dia aktif mengikuti sejumlah pameran seni rupa serta menjadi desainer grafis mandiri. Pada tahun 2016, dia mendapatkan penghargaan Display Design Awards DKV 4 ISI Yogyakarta, dan Video Infografis, Harian Umum Indonesia. 2012 dan 2013 dia terpilih menjadi finalis Kompetisi Nasional Seni Lukis Remaja oleh YSRI. Di tahun 2019, dia juga sempat mengikuti program residensi Seniman Pascaterampil di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Beberapa pameran yang pernah dia ikuti antara lain “Komik Nasional”, Jogja National Museum (2017), “De Grote Postweg”, CO2 Library ,Surabaya (2018), “Nandur Srawung, Peer to Peer”,Taman Budaya Yogyakarta (2019), Pekan Seni Grafis Jogja, Museum Sono Budoyo Yogyakarta (2020), “Sumonar Fest – Monument of Hope” Yogyakarta (2020), “Clothing As A Stage Of Power”, Inkubator Inisiatif – Cemeti Institute (2020).
Sejumlah proyek desain pernah dia kerjakan, seperti bekerja sama dengan Keraton Yogyakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia. Candrani bisa dihubungi melalui surel : [email protected].