Konsep Karya
Setiap hari kita mengalami sentuhan. Sentuhan merupakan sebuah pengalaman fisik pun mental. Salah satu aktifitas dimana sentuhan hadir adalah di saat kita berinteraksi. Sebagai sebuah cara berinteraksi, sentuhan menunjukan bagaimana kita saling terhubung satu sama lain secara emosional maupun sosial. Namun dengan terjadinya pandemi, kita diminta untuk mengubah sebagian besar perilaku juga kebiasaan kita. Di kala pikiran kita terbentur akan kebutuhan terhadap kehadiran fisik dan usaha agar tidak menempatkan orang lain maupun diri kita dalam bahaya, kita tetap berupaya agar kita tetap bersentuhan, disentuh, menyentuh atau tersentuh sebagai salah satu cara untuk bertahan.
Sentuhan adalah sebuah penanda. Melalui sentuhan-sentuhan pada layar smartphone upaya kita untuk bertahan untuk menunjukkan eksistensi dan representasi kita dalam dunia, walaupun hal itu merupakan dunia virtual. Meskipun sensasi yang ditimbulkan berbeda, tetapi tetap saja setelah sentuhan terjadi, masing-masing pihak yang entah itu bersentuhan, disentuh, menyentuh atau tersentuh tidak akan lagi berada pada keadaan yang sama.
Tanpa kita sadari, sentuhan juga menjadi bagian dari representasi identitas kita; goresan sidik jari pada kartu identitas, sebagai kode untuk masuk ke dalam ruangan, atau wakil diri kita di dunia maya. Goresan dan sentuhan berada dalam ketegangan antara yang intim dan yang sosial, yang tampak dan tidak tampak.
Profil Seniman
Munif Rafi Zuhdi merupakan seorang praktisi seni yang lulus dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, program studi Seni Grafis. Ia mempunyai ketertarikan terhadap seni grafis dalam konteks kehidupan sehari-hari. Karya-karyanya sering tidak terlihat seperti karya seni grafis sama sekali, padahal dalam berkarya ia mempraktekkan kaidah-kaidah yang ada dalam seni grafis. Beberapa aktivitas pameran terakhirnya yaitu “Vicissitus of Time, sebagai P(art)Y LAB, Taiwan (2021), “Di Rumah Tak Berati Melemah, Grafis Huruhara (2020)” dan “Pekan Seni Grafis Yogyakarta (2019)”. Saat ini basis aktifitas-aktifitasnya, ia lakukan di Yogyakarta.