Konsep Karya
Alih-alih menggunakan pacul untuk sekedar menggali, kami justru berupaya untuk menggali pacul itu sendiri, dengan menjadikannya objek material dalam proses penelitian proyek seni ini. kami menyoroti peralatan cangkul sebagai artefak yang terus digunakan; Fenomena ini beririsan dengan tradisi lisan sebagai mekanisme pengetahuan yang mapan di dalam masyarakat, maupun sebagai representasi simbolik di dalam budaya agraria hingga ideologi dan politik kekuasaan.
Berangkat dari wejangan Kanjeng Sunan Kalijaga terhadap Ki Ageng Sela, Pacul atau cangkul, terdiri dari 3 bagian yang masing-masing memiliki makna sebagai berikut: Pacul (Ngipatake barang kang Muncul), Bawak (Obahing Awak), dan Dorang (Donga Marang Pangeran), kami berupaya untuk memaknai konteksnya dan melihat aktualisasinya pada hari ini. Pada langkah awal pembuatan karya ini, kami menemui beberapa orang dengan latar belakang berbeda dan kisahnya dengan pacul-nya, untuk melihat spirit yang masih ada.
Sehingga dapat ditafsirkan dan dikembangakan secara bebas dan aktual sejauh kebutuhan masyarakat pendukungnya. Instalasi sengaja mengombinasikan ragam kisah historis, antropologis hingga religiusitas di balik cangkul-cangkul yang dibuat dan digunakan manusia Indonesia hingga kini.
Profil Seniman
Proyek Benggala merupakan wahana interdisipliner yang digagas oleh Adnan Aditya, Adhi Pandoyo, Awalludin M, dan Rachmad Afandi. Pola-pola kesenian yang bersifat kolaboratif dan interdisipliner, merupakan salah satu hal yang mempertemukannya. Dalam menciptakan karya seni berbasis riset terhadap tradisi benda dan tak benda, kami menafsirkan ulang, mengapropriasi dan mengaktualisasikannya sebagai praktek artistik dengan melibatkan serangkai eksplorasi media.