Salam Budaya,
Pameran Asana Bina Seni merupakan bagian dari Program Yayasan Biennale Yogyakarta untuk berkontribusi dalam keberlanjutan ekosistem seni di kota ini. Program ini dimulai pada 2019 lalu, dengan penyelenggaraan kelas kuratorial dan manajemen seni, yang kemudian berlanjut dengan pameran Pra Biennale di PKKH Universitas Gadjah Mada. Memasuki tahun 2020, penyelenggaraan Asana Bina Seni ditambahkan dengan kelas bagi kolektif muda, dan pameran tidak lagi menggunakan tajuk Pra Biennale.
Dimulai pada Maret 2020 dengan kelas bagi calon kurator muda yang terpilih, kami mesti menghadapi kendala sebagai imbas dari COVID-19 yang mengubah banyak rencana di segala bidang. Karena itu, kelas kuratorial dilangsungkan secara daring, setiap minggu sekali selama enam pertemuan. Kelas bagi pada seniman muda dimulai pada Juli 2020, di mana kami mulai punya keberanian menerapkan protokol kesehatan untuk pertemuan-pertemuan kecil skala kecil. Kelas juga berlangsung selama 6 kali, dengan Metode online bagi seniman-seniman yang berada di luar kota. Kelas kolektif dimulai pada Agustus 2020, yang semuanya secara penuh diselenggarakan secara luring. Seluruh rangkaian kelas ini menghadirkan pembicara dan pengisi kelas dari jajaran seniman dan kurator atau peneliti profesional sehingga pada peserta dapat mendengar dan menggali proses kreatif dan upaya berpikir kritis yang menjadi modal penting dalam berkarya.
Pameran Asana Bina Seni ini menjadi sebuah ruang bagi para peserta untuk bekerja bersama dari berbagai elemen—seniman, manajer seni, desainer, kolektif—untuk dapat mewujudkan Ide-Ide yang muncul dan menjadi concern bersama di masa pandemi ini. Judul pameran “Your Connection was Interrupted” merupakan sebuah refleksi bersama tentang bagaimana keterhubungan dalam siklus hidup dipertanyakan kembali dalam situasi yang spesifik seperti sekarang ini. Ada banyak pertanyaan kritis tentang bagaimana teknologi, Metode keilmuan hingga pendekatan-pendekatan metafisika berkelindan menjadi bagian dari cara kita bertahan dan mengakali realitas. Para peserta berkolaborasi untuk menciptakan dan menerjemahkan metafora-metafora visual, kemudian membangun formulasi untuk mengajak publik menikmati karya-karya yang dipamerkan.
Yayasan Biennale Yogyakarta sangat berbangga melihat hasil akhir pameran. Mesti kami percaya bahwa pameran ini bukanlah tujuan dari Program yang kami berlangsungkan, tetapi kami melihat bahwa hasil dan kualitas yang Baik telah ditunjukkan oleh para peserta, yang merujuk pula pada proses kerja yang penuh diskusi, keterbukaan dan kemampuan beradaptasi dengan banyak situasi yang berbeda.
Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak yang telah menjadikan acara ini terselenggara dengan baik. Kepada Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan jajaran stafnya, Kepala Taman Budaya Yogyakarta dan segenap stafnya, teman-teman tim manajemen pameran, para sukarelawan dan seluruh pendukung selama proses penciptaan karya. Semoga pameran ini dapat memberikan secercah harapan atas masa depan seni Indonesia dalam situasi yang penuh ketidakpastian sekarang ini.
Hormat saya,
Alia Swastika
Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta