Void Century
Seniman Kolektif : Titik Kumpul Forum
Variable Dimensions
Mix Media
2023
Kurator: Juwita Wardah
YANG HILANG DAN CELIK DALAM BAYANGAN
“Bagaimana seni dalam catatan sejarah, dan bagaimana sejarah lantas memberi intervensi dalam kerja-kerja kesenian kita?”
Sejarah Indonesia terbentang menjadi beberapa periode, dan di dalamnya kerja-kerja kesenian turut memberi andil. Dari waktu ke waktu, seniman baru lahir ke khalayak dan melahirkan karya yang sedikit banyak terpengaruh oleh peristiwa pada era tersebut. Karya dapat menjadi sebuah hasil pergulatan batin, ekspresi, hingga pada tahap kritik terhadap suatu zaman yang dihidupi oleh sang seniman. Kelahiran karya tidak pernah dapat terbendung, sementara gagasan terus berkelindan mewarnai peristiwa dan kondisi di zaman itu. Tidak hanya berhenti sebagai karya ekspresif yang bersifat personal, seniman pun menggunakan karya mereka sebagai bahasa untuk menyampaikan kritik mereka.
Suatu karya dapat menjadi perpanjangan tangan dari gagasan penciptanya. Seringkali, sebagai media, karya bersifat implisit dan membuat karya tersebut menemukan interpretasi-interpretasi baru dari siapapun yang bersinggungan dengannya. Bagi beberapa pihak, karya dapat menjadi sebuah alarm berbahaya yang mengandung makna yang seringkali kabur. Mengantisipasi ambiguitas ini, beberapa tindakan dilakukan secara brutal, seperti censorship, bahkan tidak jarang terjadi penangkapan karya dan atau senimannya. Fenomena ini mengakibatkan kekangan berpikir dan pembatasan berpendapat. Beberapa karya kehilangan suaranya sebab aksebilitasnya untuk menjadi media perantara terhalang. Hal-hal semacam ini menjadi suatu hal yang kerap tidak bisa dihindari dalam suatu era sejarah.
Sensitivitas pada sejarah kemudian menjadi hal yang sangat penting. Dialog-dialog begitu diperlukan dalam membangun kesadaran untuk mempertanyakannya sejarah dan komponen yang ada di dalamnya. Sejauh mana sejarah berhasil terlacak secara faktual? Apakah sejarah ditulis berdasarkan kepentingan kalangan tertentu? Sederet pertanyaan untuk mempertentangkan sejarah tidak melulu karena landasan kebencian, tetapi sebagai alternatif berpikir dan upaya keberlanjutan relevansinya di masa kini. Barangkali, ada bagian yang hilang dan memberikan dampak yang begitu besar terhadap periode waktu masa kini.
Memunculkan yang Tersembunyi
Sebagai bagian dari pelaku seni rupa, Titik Kumpul Forum mencoba membangun kesadaran tentang sejarah dan peristiwa dari dunia yang mereka geluti itu. Kepekaan ini mengantarkan mereka pada serangkaian tokoh, karya, dan peristiwa yang ditelan dalam hebatnya relasi kuasa, seperti Djoko Pekik, Trubus Soedarsono, atau kasus yang hangat baru-baru ini, mural “Jokowi 404: Not Found” yang dianggap sebagai media propaganda dan pencemaran nama baik . Dalam upaya untuk merayakan kembali yang hilang, Titik Kumpul Forum mencoba membawa kembali apa-apa yang tercerabut dari posisi dan peran mereka semestinya. Void Century, sebuah karya proyeksi cahaya dan bayangan kemudian didedikasikan untuk merespon censorship dan penghilangan pelaku dan karya seni rupa di Indonesia ini.
Void Century yang dialihbahasakan menjadi “abad kekosongan” ini mengistilahkan ruang-ruang yang kehilangan pengisinya. Titik Kumpul mencoba membuka keterbukaan dan membangun dialog dengan pakem sejarah konvensional, untuk lebih memahami keterkaitan peranan kuasa atas terciptanya “kekosongan” tersebut. Melalui kepingan-kepingan sejarah yang saling tumpang tindih, kefaktualan sejarah konvensional yang terus dipertanyakan oleh mereka, Titik Kumpul Forum bertemu dengan banyak sosok dan karya produksinya tercerabut dari lini masa sejarah. Urgensi censorship ini diyakini sebagai sebuah kepingan untuk menyingkap besarnya kuasa suatu pihak dalam menggunakan kekuatan mereka. Pengaruhnya pun dapat ditinjau pada posisi seni rupa dan karya mereka di ranah politik dan sosial.
Karya Void Century ini menjadi sebuah representasi atas ruang seni rupa, dengan dibahasakan oleh white cube yang dapat direspon pengunjung dengan memasuki ruangan yang disediakan di dalamnya. Dalam ruang karya tersebut, pengunjung memaknai gelap, warna-warna ultraviolet, hingga terang sebagai rangkaian teka-teki tak berujung. Pengalaman kunjungan ini akan didasari oleh sensitivitas mereka untuk terus mempertanyakan hal-hal yang mereka hadapi, mencari jawaban, dan menemukan kebenarannya dalam rentang waktu Pancaran cahaya di ruang karya ini akan menciptakan bayangan, dan penggunaan bayangan dapat difungsikan sebagai medium interaktif secara tidak langsung. Interaksi ini ditimbulkan dari bayangan yang turut serta dibawa oleh pengunjung, sehingga dalam hal ini masa lalu, sejarah, akan melebur dalam ruang seni-politis yang sama. Void Century adalah sebuah upaya menyelami sejarah yang tak pernah bersih dan penuh dengan lika-liku di dalamnya.
Profil Seniman Kolektif : Titik Kumpul Forum
Beranggotakan 15 orang, Titik Kumpul Forum adalah kolektif yang menggunakan cara kerja langgas dan disandingi interdisiplin dalam metode kreatifnya. Dipertemukan di kampus ISI Yogyakarta dengan komposisi tim yang memiliki beragam identitas, Titik Kumpul Forum menawarkan berbagai perspektif tentang isu-isu umum dan melihat seni sebagai jalur persuasif untuk mengolah kritik serta mengembangkan wacana dengan cara yang seru sekaligus dekat bagi masyarakat umum.
Memulai aktivitasnya sejak 2020, Titik Kumpul Forum telah beberapa kali menginisiasi program, seperti pameran, workshop, artistik, publikasi, hingga happening music.