Instalasi arsip (59 × 84 cm), kentongan, terbitan mandiri
Kurator: Amos Ursia
Lokasi Karya: Cakruk Wetan Sawit RT 02, Cakruk Kulon Sawit RT 02, Cakruk Prancak Weden RT 04
Dalam karya ini, Kolektif Arungkala mengumpulkan arsip-arsip dan sejarah sehari-hari tentang pos ronda, disebut juga gardoe djaga atau cakruk. Kebanyakan arsip yang dikumpulkan adalah berita-berita dalam surat kabar, khususnya pada periode 1890 hingga 1930. Melalui pos ronda, kita bisa membaca ulang sejarah sehari-hari dan kisah orang biasa yang banyak tercatat oleh surat kabar. Pos ronda atau gardoe djaga jadi ruang yang penting dalam sistem keamanan desa. Pos ronda juga memiliki kontestasi yang rumit dan kompleks dalam politik ruang, sejak era Daendels hingga era Reformasi. Dalam Proyek Gardoe Djaga ini, pos ronda juga seakan jadi ruang kerja para pengarsip, termasuk ruang hidup di mana para pemilik sejarah menyebar pengetahuan historisnya pada tiap tamu yang datang berkunjung. Pos ronda kemudian jadi ruang untuk merayakan sejarah yang hidup dalam ingatan dan obrolan hangat dengan subjek pemilik sejarah, yaitu para warga Sawit yang berjaga di pos ronda.
Kolektif Arungkala bergiat dalam produksi pengetahuan alternatif yang lintas disiplin. Mulai dari riset-riset independen, mengadakan diskusi publik, mengaktivasi walking tour mingguan, hingga mengadakan pertunjukan. Dalam beberapa inisiasi terbaru, kami berbahagia untuk merancang dan melakukan produksi pengetahuan berbasis publik. Berdiri sejak 2019, Kolektif Arungkala pada mulanya sekadar berjudul Arungkala, tanpa embel-embel kolektif. Pada prakteknya, Arungkala bergiat pada riset dan diskusi sosial-humaniora, meskipun secara individu-keanggotaan mempunyai peminatan dan riwayat bidang kesenian, sastra, dan pertunjukan. Sejak 2022 Arungkala mulai melebarkan praktik-praktik kepada bidang-bidang kesenian: kajian seni rupa dan pertunjukan. Hingga kemudian melekatkan beban kata “kolektif” di depan namanya: Kolektif Arungkala.